I Love Indonesia Culture

Jaranan jaranan jarane jaran Teji
Sing numpak Mas Ngabehi, sing ngiring para abdi
Jrek jrek nong, jrek jrek gung jrek ejrek turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedher
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedher

Masih ingat lirik lagu diatas kan? Yupz... "Jaranan". Lirik yang juga merupakan back song tari jaranan itu kini mulai jarang terdengar lagi? Kemana? Ini merupakan pertanyaan yang harus kita jawab bersama.

Mari kita lihat realita yang terjadi di lingkungan kita, bisa lingkungan masyarakat atau lingkungan sekolah. Lagu daerah kini menjadi sebuah nama, ia terkalahkan oleh arus globalisasi yang menyajikan lagu-lagu pop, jazz, atau bahkan rock. Lalu kenapa bisa demikian? Jawabannya adalahn lagu yang bercorak seperti tertera diatas lebih sering didengarkan atau dipublikasikan. Berbeda dengan lagu daerah yang kini hanya ada dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Kesenian). Lihat realita yang terjadi, Festival Band lebih mendominasi dunia permusikan Indonesia, sedangkan lagu daerah? Hmm...Hanya menjadi memoar belaka. Hal ini menjadikan kita harus lebih memperhatikan budaya bangsa kita, entah apa yang terjadi jika kita tidak mengetahui apa saja lagu daerah di Indonesia. So, don't forget! Coba sekal-kali kita mengadakan Festival Lagu Daerah, jika merasa generasi anak muda yang kreatif dalam bidang musik, aransemen boleh, but tetap tunjukkan ciri khas bahwa utu merupakan Lagu Derah Indonesia...

OK, Good Try This Plann!!!

Aksara merupakan suatu hal yang tidak dapat begitu saja di tiadakan dalam kehidupan kita, aksara merupakan kebutuhan yang tidak dapat di lepaskan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dari aksaralah muncul sebuat kata yang indah, tahukah kalian aksara yang terlupa saat ini? Yupz... Benar sekali tebakan anda "Aksara Jawa". Huruf-huruf yang ada sejak zaman dahulu dan menjadi cikal bakal sebuah bahasa dalam kehidupan masyarakat jawa ini kini telah terabai, keberadaannya yang tidak lagi dipedulikan merupakan sebuah fenomena yang membuat kita harus prihatin. Aksara Jawa yang menjadi mata pelajaran formal tingkat SD sampai SMP kini mulai terusik keberadaannya. Hal ini dikarenakan minat siswa untuk mempelajari Bahasa Jawa mulai menurun, mereka lebih cenderung meminati pelajaran Bahasa Inggris atau bahasa internasional lainnya. Wah... Benar-benar suatu realita yang membuat saya prihatin.

Aksara Jawa pada dasarnya merupakan sebuah huruf yang indah, yang memiliki daya tarik sendiri bagi siapa saja yang mempelajarinya. Tapi mengapa siswa sekarang malah kurang tertarik ya? Ini merupakan masalah yang menjadi PR kita saat ini, so, bagi generasi muda Indonesia, khususnya 'Wong Jowo kabeh' Ayo bareng-bareng melajari boso jowo,...

MAN 2 Madiun=Islamic High School 2 Madiun merupakan madrasah Unggulan di Jawa Timur. Madrasah yang terletak di Jalan Sumber Karya No.05 Madiun ini adalah madrasah yang unggul di berbagai bidang. MAN 2 Madiun adalah madrasah tempatku menggali ilmu selama hampir 2 tahun ini. Di madrasah yang bercat hijau ini aku ditunjukkan dengan nuansa kas Departemen Agama, yakni tembok yang bercat hijau. Selain itu aku di suguhi dengan nuansa kas Indonesia pada berbagai event. Salah satunya adalah ketika diselenggerakannya Acara Tahunan Bulan Bahasa kemarin. Pada event tersebut semua siswa-siswi di haruskan mengenakan baju batik kas indonesia, bukan tiruan cina lho... Pada event Bulan Bahasa kali ini, MAN 2 Madiun ingin mendekatkan siswa terhadap batik, yang notabene adalah citra bangsa di mata dunia. Berbeda dengan Bulan Bahasa Tahun 2008 yang mengenalkan Reog Ponorogo sebagai kebudayaan kas Indonesia. Pada tahun 2009 kemarin acara yang di balut dengan nuansa nusantara ini begitu mendapat apresiasi yang antusias dari warga MAN 2 Madiun. Wah...Seru banget ya... Kira-kira bulan bahasa tahun ini kesenian nusantara apa lagi ya yang akan di tampilkan?!? So,,,Don't forget...please wait!!!

(Afifah Qodri Rinjani)